Powered By Blogger

Sabtu, 05 Maret 2011

Salat Sunnah

Shalat sunnah itu ada dua macam:
1. Shalat sunnah yang disunnahkan
dilakukan secara berjamaah
2. Shalat sunnah yang tidak disunnahkan
dilakukan secara berjamaah
A. Shalat sunnah yang disunnahkan
dilakukan secara berjamaah
1. Shalat Idul Fitri
2. Shalat Idul Adha
Ibnu Abbas Ra. berkata: “Aku shalat
Idul Fithri bersama Rasulullah SAW dan
Abu bakar dan Umar, beliau semua
melakukan shalat tersebut sebelum
khutbah. ” (HR Imam Bukhari dan
Muslim)
Dilakukan 2 raka’at. Pada rakaat pertama
melakukan tujuh kali takbir (di luar
Takbiratul Ihram) sebelum membaca Al-
Fatihah, dan pada raka ’at kedua
melakukan lima kali takbir sebelum
membaca Al-Fatihah.
3. Shalat Kusuf (Gerhana Matahari)
4. Shalat Khusuf (Gerhana Bulan)
Ibrahim (putra Nabi SAW) meninggal dunia
bersamaan dengan terjadinya gerhana
matahari. Beliau SAW bersabda:
“Sesungguhnya matahari dan bulan
adalah dua tanda di antara tanda-tanda
(kebesaran) Allah SWT. Tidak terjadi
gerhana karena kematian seseorang,
tidak juga karena kehidupan
(kelahiran) seseorang. Apabila kalian
mengalaminya (gerhana), maka
shalatlah dan berdoalah, sehingga
(gerhana itu) berakhir. ” (HR Imam
Bukhari dan Muslim)
Dari Abdullah ibnu Amr, bahwasannya
Nabi SAW memerintahkan seseorang
untuk memanggil dengan panggilan
“ ashsholaatu jaami’ah” (shalat
didirikan dengan berjamaah). (HR
Imam Bukhari dan Muslim)
Dilakukan dua rakaat, membaca Al-Fatihah
dan surah dua kali setiap raka ’at, dan
melakukan ruku’ dua kali setiap raka’at.
5. Shalat Istisqo’
Dari Ibnu Abbas Ra., bahwasannya Nabi
SAW shalat istisqo ’ dua raka’at,
seperti shalat ‘Id. (HR Imam Nasa’i,
Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)
Tata caranya seperti shalat ‘Id.
6. Shalat Tarawih (sudah dibahas)
Dari ‘Aisyah Rda., bahwasannya Nabi
Muhammad SAW shalat di masjid pada
suatu malam. Maka orang-orang
kemudian mengikuti shalat beliau. Nabi
shalat (lagi di masjid) pada hari
berikutnya, jamaah yang mengikuti
beliau bertambah banyak. Pada malam
ketiga dan keempat, mereka
berkumpul (menunggu Rasulullah),
namun Rasulullah SAW tidak keluar ke
masjid. Pada paginya Nabi SAW
bersabda: “Aku mengetahui apa yang
kalian kerjakan tadi malam, namun aku
tidak keluar karena sesungguhnya aku
khawatir bahwa hal (shalat) itu akan
difardlukan kepada kalian. ” ‘Aisyah
Rda. berkata: “Semua itu terjadi
dalam bulan Ramadhan.” (HR Imam
Muslim)
Jumlah raka’atnya adalah 20 dengan 10
kali salam, sesuai dengan kesepakatan
shahabat mengenai jumlah raka ’at dan
tata cara shalatnya.
7. Shalat Witir yang mengiringi Shalat
Tarawih
Adapun shalat witir di luar Ramadhan,
maka tidak disunnahkan berjamaah, karena
Rasulullah SAW tidak pernah
melakukannya.
B. Shalat sunnah yang tidak disunnahkan
berjamaah
1. Shalat Rawatib (Shalat yang mengiringi
Shalat Fardlu), terdiri dari:
a. 2 raka’at sebelum shubuh
b. 4 raka’at sebelum Dzuhur (atau
Jum’at)
c. 4 raka’at sesudah Dzuhur (atau
Jum’at)
d. 4 raka’at sebelum Ashar
e. 2 raka’at sebelum Maghrib
f. 2 raka’at sesudah Maghrib
g. 2 raka’at sebelum Isya’
h. 2 raka’at sesudah Isya’
Dari 22 raka’at rawatib tersebut,
terdapat 10 raka’at yang sunnah
muakkad (karena tidak pernah ditinggalkan
oleh Rasulullah SAW), berdasarkan hadits:
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW
senantiasa menjaga (melakukan) 10
rakaat (rawatib), yaitu: 2 raka ’at
sebelum Dzuhur dan 2 raka’at
sesudahnya, 2 raka’at sesudah
Maghrib di rumah beliau, 2 raka’at
sesudah Isya’ di rumah beliau, dan 2
raka’at sebelum Shubuh … (HR Imam
Bukhari dan Muslim).
Adapun 12 rakaat yang lain termasuk
sunnah ghairu muakkad, berdasarkan
hadits-hadits berikut:
a. Dari Ummu Habibah, bahwa Rasulullah
SAW bersabda:
“Barang siapa senantiasa melakukan
shalat 4 raka’at sebelum Dzuhur dan
4 raka’at sesudahnya, maka Allah
mengharamkan baginya api
neraka. ” (HR Abu Dawud dan
Tirmidzi)
2 raka’at sebelum Dzuhur dan 2 raka’at
sesudahnya ada yang sunnah muakkad dan
ada yang ghairu muakkad.
b. Nabi SAW bersabda:
“Allah mengasihi orang yang
melakukan shalat empat raka’at
sebelum (shalat) Ashar.” (HR Imam
Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu
Huzaimah)
Shalat sunnah sebelum Ashar boleh juga
dilakukan dua raka ’at berdasarkan Sabda
Nabi SAW:
“Di antara dua adzan (adzan dan
iqamah) terdapat shalat.” (HR Imam
Bazzar)
c. Anas Ra berkata:
“Di masa Rasulullah SAW kami shalat
dua raka’at setelah terbenamnya
matahari sebelum shalat
Maghrib …” (HR Imam Bukhari dan
Muslim)
Nabi SAW bersabda:
“Shalatlah kalian sebelum (shalat)
Maghrib, dua raka’at.” (HR Imam
Bukhari dan Muslim)
d. Nabi SAW bersabda:
“Di antara dua adzan (adzan dan
iqamah) terdapat shalat.” (HR Imam
Bazzar)
Hadits ini menjadi dasar untuk seluruh
shalat sunnah 2 raka ’at qobliyah
(sebelum shalat fardhu), termasuk 2
raka ’at sebelum Isya’.
2. Shalat Tahajjud (Qiyamullail)
Al-Qur’an surah Al-Israa’ ayat 79, As-
Sajdah ayat 16 – 17, dan Al-Furqaan ayat
64. Dilakukan dua raka’at-dua raka’at
dengan jumlah raka’at tidak dibatasi.
Dari Ibnu Umar Ra. bahwa Nabi SAW
bersabda: “Shalat malam itu dua
(raka’at)-dua (raka’at), apabila
kamu mengira bahwa waktu Shubuh
sudah menjelang, maka witirlah
dengan satu raka ’at.” (HR Imam
Bukhari dan Muslim)
3. Shalat Witir di luar Ramadhan
Minimal satu raka’at dan maksimal 11
raka’at. Lebih utama dilakukan 2
raka’at-2 raka’at, kemudian satu
raka’at salam. Boleh juga dilakukan
seluruh raka’at sekaligus dengan satu kali
Tasyahud dan salam.
Dari A’isyah Rda. Bahwasannya Rasulullah
SAW shalat malam 13 raka’at, dengan
witir 5 raka’at di mana beliau Tasyahud
(hanya) di raka’at terakhir dan salam. (HR
Imam Bukhari dan Muslim)
Beliau juga pernah berwitir dengan tujuh
dan lima raka ’at yang tidak dipisah
dengan salam atau pun pembicaraan. (HR
Imam Muslim)
4. Shalat Dhuha
Dari A’isyah Rda., adalah Nabi SAW
shalat Dhuha 4 raka’at, tidak dipisah
keduanya (tiap shalat 2 raka’at)
dengan pembicaraan.” (HR Abu
Ya’la)
Dari Abu Hurairah Ra., bahwasannya
Nabi pernah Shalat Dhuha dengan dua
raka ’at (HR Imam Bukhari dan
Muslim)
Dari Ummu Hani, bahwasannya Nabi
SAW masuk rumahnya (Ummu Hani)
pada hari Fathu Makkah (dikuasainya
Mekkah oleh Muslimin), beliau shalat 12
raka ’at, maka kata Ummu Hani:
“Aku tidak pernah melihat shalat
yang lebih ringan daripada shalat (12
raka ’at) itu, namun Nabi tetap
menyempurnakan ruku’ dan sujud
beliau.” (HR Imam Bukhari dan
Muslim)
5. Shalat Tahiyyatul Masjid
Dari Abu Qatadah, bahwa Rasulullah
SAW bersabda: “Apabila salah seorang
dari kalian masuk masjid, janganlah
duduk sehingga shalat dua
raka ’at.” (HR Jama’ah Ahli Hadits)
6. Shalat Taubat
Nabi SAW bersabda: “Tidaklah
seorang hamba yang berdosa,
kemudian ia bangun berwudhu
kemudian shalat dua raka ’at dan
memohon ampunan kepada Allah,
kecuali ia akan diampuni. ” (HR Abu
Dawud, Tirmidzi, dan lain-lain)
7. Shalat Tasbih
Yaitu shalat empat raka’at di mana di
setiap raka’atnya setelah membaca Al-
Fatihah dan Surah, orang yang shalat
membaca: Subhanallah walhamdulillah wa
laa ilaaha illallah wallaahu akbar sebanyak
15 kali, dan setiap ruku ’, i’tidal, dua
sujud, duduk di antara dua sujud, duduk
istirahah (sebelum berdiri dari raka ’at
pertama), dan duduk tasyahud (sebelum
membaca bacaan tasyahud) membaca
sebanyak 10 kali (Total 75 kali setiap
raka ’at). (HR Abu Dawud dan Ibnu
Huzaimah)
8. Shalat Istikharah
Dari Jabir bin Abdillah berkata:
“ Adalah Rasulullah SAW mengajari
kami Istikharah dalam segala hal …
beliau SAW bersabda: ‘apabila salah
seorang dari kalian berhasrat pada
sesuatu, maka shalatlah dua rakaat di
luar shalat fardhu …dan menyebutkan
perlunya’ …” (HR Jama’ah Ahli
Hadits kecuali Imam Muslim)
9. Shalat Hajat
Rasulullah SAW bersabda: “Barang
siapa mempunyai hajat kepada Allah
atau kepada seseorang, maka
wudhulah dan baguskan wudhu
tersebut, kemudian shalatlah dua
raka ’at, setelah itu pujilah Allah,
bacalah shalawat, atas Nabi SAW, dan
berdoa …” (HR Tirmidzi dan Ibnu
Majah)
10. Shalat 2 rakaat di masjid sebelum
pulang ke rumah
Dari Ka’ab bin Malik: “Adalah Nabi
SAW apabila pulang dari bepergian,
beliau menuju masjid dan shalat dulu
dua raka ’at.” (HR Bukhari dan
Muslim)
11. Shalat Awwabiin
Al-Qur’an surah Al-Israa’ ayat 25
Dari Ammar bin Yasir bahwa Nabi SAW
bersabda: “Barang siapa shalat
setelah shalat Maghrib enam raka’at,
maka diampuni dosa-dosanya,
walaupun sebanyak buih lautan.” (HR
Imam Thabrani)
Ibnu Majah, Ibnu Huzaimah, dan
Tirmidzi meriwayatkan hadits serupa
dari Abu Hurairah Ra. Nabi SAW
bersabda: “Barang siapa shalat enam
raka’at antara Maghrib dan Isya’,
maka Allah mencatat baginya ibadah
12 raka ’at.” (HR Imam Tirmidzi)
12. Shalat Sunnah Wudhu’
Rasulullah SAW bersabda: “Barang
siapa berwudhu, ia menyempurnakan
wudhunya, kemudian shalat dua
raka ’at, maka diampuni dosa-
dosanya yang terdahulu.” (HR Imam
Bukhari dan Muslim)
13. Shalat Sunnah Mutlaq
Nabi SAW berpesan kepada Abu Dzar al-
Ghiffari Ra.: “Shalat itu sebaik-baik
perbuatan, baik sedikit maupun
banyak. ” (HR Ibnu Majah)
Dari Abdullah bin Umar Ra.: “Nabi
SAW bertanya: ‘Apakah kamu
berpuasa sepanjang siang?’ Aku
menjawab: ’Ya.’ Beliau bertanya
lagi: ‘Dan kamu shalat sepanjang
malam?’ Aku menjawab: ’Ya.’
Beliau bersabda: ’Tetapi aku puasa
dan berbuka, aku shalat tapi juga tidur,
aku juga menikah, barang siapa tidak
menyukai sunnahku, maka ia tidak
termasuk golonganku ’.” (HR
Bukhari dan Muslim)
Hadits terakhir ini menunjukkan bahwa
shalat sunnah bisa dilakukan dengan
jumlah raka ’at yang tidak dibatasi,
namun makruh dilakukan sepanjang
malam, karena Nabi sendiri tidak
menganjurkannnya demikian. Ada waktu
untuk istirahat dan untuk istri/suami.
.
Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar